ANALISA RESIKO KEAMANAN TEKNOLOGI INFORMASI DITINJAU DARI SISI TEKNOLOGI

Sony Susanto

Seperti kita ketahui bahwa di jaman teknologi informasi saat ini, pengolahan informasi merupakan hal yang sangat penting. Persaingan bisnis pada era ini telah melibatkan teknologi informasi dalam mengelola informasinya untuk meningkatkan daya saing dalam bisnisnya oleh semua perusahaan terutama perusahaan besar.

Faktor teknologi merupakan komponen utama dalam mengelola sistem informasi terutama mengenai keamanan pada teknologi informasi tersebut. Karena itu maka perlu diadakan analisis resiko keamanan berdasarkan teknologi untuk mengurangi resiko keamanan pada sistem informasinya.

Berdasarkan laporan telah terjadi network incident pada bulan Maret sejumlah 4850 dan bulan April pada tahun yang sama (2013) sejumlah 2032 sehingga total laporan terjadinya network incident menjadi 6882 (ID-CERT 2013).

Kata Kunci : analisa, resiko, keamanan, teknologi, informasi.

Download Jurnal

PERANGKAT LUNAK DISTRIBUSI DAN PENGONTROLAN OBAT PADA PASIEN RAWAT INAP

Amras Mauluddin

Rumah sakit adalah lembaga pemberi jasa pelayanan kesehatan dan seiring dengan perkembangan teknologi kedokterannya hampir selalu memerlukan obat. Obat merupakan komponen yang penting dalam upaya pelayanan kesehatan, baik di pusat pelayanan kesehatan primer maupun ditingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Keberadaan obat merupakan kondisi pokok yang harus terjaga ketersediaannya karena ketersediaan obat merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pelayanan kesehatan. Manajemen obat di rumah sakit dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya bagian di rumah sakit yang bertanggung jawab penuh atas pengelolaan atau pengontrolan obat, Manajemen obat dimulai dengan suatu tahap perencanaan yang merupakan dasar dari pengelolaan obat untuk menentukan kebutuhan obat. Untuk itu diperlukan data-data yang akurat, maka dalam proses pengolahannya sebaiknya didukung oleh suatu sistem informasi manajemen rumah sakit. Berdasarkan sistem yang selama ini masih dilakukan dengan cara manual masih sangat beresiko terhadap adanya kerusakan data atau bahkan bisa juga redudansi data. Untuk mengontrol jalannya proses pendistribusian obat ini, diperlukan sistem informasi yang benar-benar cepat, tepat, akurat serta efektif dan efisien. Hal ini disebabkan jumlah pasien pada kebutuhan obat yang diperlukan rawat inap ini semakin hari semakin banyak dan beragam jumlahnya, sehingga kebutuhan akan informasi tentang data obat sangat diperlukan dalam waktu yang cepat dan tingkat keakuratan yang tinggi. Untuk itulah peranan teknologi khususnya komputerisasi harus segera dimasukkan dalam sistem pendistribusian obat agar diharapkan lebih banyak membantu proses pendistribusian itu sendiri dan juga mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh manajemen Pusat Pelayanan kesehatan khususnya pendistribusian obat di rumah sakit juanda sendiri.

Kata Kunci : Rumah Sakit,Obat, Farmasi, Distribusi, Pengontrolan, Pasien Rawat Inap

Download Jurnal

AUDIT CONTROL CAPABILITY LEVEL TATA KELOLA SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN COBIT 5

Aa Rahmat Hidayat

Pengukuran tingkat kapabilitas Sistem Informasi menjadi solusi untuk mengetahui tingkat kematangan sistem. Sebelas (11) proses yang diukur mengacu pada domain EDM dan DSS yang ada dalam COBIT 5, dengan menggunakan Process Assesment Model. Level yang diukur dimulai dari level 1 (Performed) sampai level tertinggi level 5 (Optimizing). Pengukuran tingkat kematangan proses pada tata kelola TI Direktorat TIK UPI Bandung dilakukan secara langsung menggunakan daftar checklist yang mengacu pada ISO/IEC 15504 untuk membantu alur audit, dengan menentukan latar belakang & masalah, studi literatur, analisis, dan penilaian serta penentuan tools dan domain, data yang diperoleh diolah, yang akhirnya menghasilkan kesimpulan dan saran perbaikannya.

Hasil pengukuran terhadap kapabilitas proses Tata Kelola TI yang mengacu domain Evaluate, Direct, and Monitor (EDM) dan Deliver, Service and Support (DSS) pada COBIT 5 terdiri dari 11 proses, maka didapatkan hasil Tingkat Kematangan Proses 1.82 berada pada level 1 (performed) dan memiliki Gap antara capability level yang ditargetkan dengan hasil pengukuran 2,18 dengan level target direktorat TIK UPI Bandung pada level 4.00.

Kata Kunci : Tata Kelola, COBIT 5, Process Assesment Model (PAM), ISO/IEC 15504

Download

STANDAR MANAJEMEN KEAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS ISO/IEC 27001:2005

Chalifa Chazar

Informasi merupakan salah satu aset penting bagi perusahaan. Oleh karena itu kemampuan untuk menyediakan informasi secara cepat dan akurat merupakan hal yang esensial. Pengelolaan informasi sering kali melibatkan peran Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (TI). Akan tetapi seiring perkembangannya, TI seringkali dimanfaatkan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab yang dapat menimbulkan ancaman dan resiko yang dapat merugikan perusahaan. Masalah keamanan seringkali kurang mendapatkan perhatian dari pihak stakeholder. “Prevention is better than cure”. Seri ISO/IEC 27000 menawarkan satu set spesifikasi, kode etik dan pedoman praktik terbaik (best practise) untuk memastikan manajemen layanan TI (Teknologi Informasi) . ISO/IEC 27001 merupakan standar yang sering digunakan untuk mengetahui kebutuhan untuk menerapkan keamanan sistem informasi. Dengan penerapan ISO/IEC 27001 dapat melindungi aspek-aspek dari keamanan informasi yaitu confidentiality, integrity dan availability.

Kata kunci: Keamanan Sistem Informasi, ISMS, SMKI, ISO/IEC 27000, ISO/IEC 27001

Download Jurnal

 

PERANCANGAN APLIKASI POINT OF SALE

Hendra Gunawan

Pada era teknologi informasi sekarang ini kita dituntut untuk dapat mengembangkan sistem berbasis teknologi informasi agar dapat mengikuti perkembangan sekarang. Dengan adanya aplikasi yang terintegrasi dapat menunjang proses bisnis yang ada dalam perusahaan tersebut, sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain.

”TOKO MAJU JAYA” adalah perusahaan yang khusus menjual spare part com-puter, saat ini masih menggunakan cara manual dalam transaksi penjualannya, mulai dari pencatatan data kasir, pencatatan data barang, sampai penyimpanan data-data lainnya yang berhubungan dengan proses penjualan hingga sampai pembuatan laporan, sehingga memungkinkan adanya kesalahan pada saat pencatatan, ketidak-akuratan laporan yang dibuat dan keterlambatan dalam pencarian data-data yang diperlukan. ”TOKO MAJU JAYA” sangat membutuhkan suatu aplikasi penjualan yang telah terkomputerisasi dengan baik untuk menunjang dan memberikan pelayanan yang optimal kepada para customer. Informasi sebagai sumber daya konseptual mutlak diperlukan didalam kegiatan manajemen perusahaan, sehingga untuk menghasilkan informasi yang baik dibutuhkan suatu program pengolahan data yang baik pula.

Maka dari itu program yang terkomputerisasi dapat lebih memudahkan dalam bertransaksi, dan lebih meningkatkan mutu pelayanan kepada konsumen. Sehingga transaksi penjualan dapat berjalan dengan akurat dan efisien. Perancangan Aplikasi Point Of Sale ”TOKO MAJU JAYA” menggunakan metode waterfall/SDL C (System Development Life Cycle).

Kata Kunci : Point of Sale, teknologi informasi, penjualan

Download Jurnal

PEMODELAN PROSES BISNIS SISTEM AKADEMIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS PROCESS MODELLING NOTATION (BPMN) (STUDI KASUS INSTITUSI PERGURUAN TINGGI XYZ)

Moch Ali Ramdhani

Pemodelan proses bisnis adalah teknik atau cara untuk memahami, mendesain dan menganalisa suatu proses bisnis, dimana manfaatnya untuk membantu institusi/perusahaan memahami proses bisnisnya dengan baik, mengidentifikasi permasalahan seperti critical path atau bottleneck yang mungkin terjadi, mengembangkan, mendokumentasikan serta mengkomunikasikannya pada semua pemangku kepentingan bisnis. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan performance dari pengelolaan proses bisnisnya. Secara umum BPMN cenderung menggambarkan proses dari pandangan seorang analisis bisnis. BPMN tidak dibuat dengan tujuan untuk dibuat programnya. BPMN perlu disempurnakan (misalnya ke proses BPEL) sebelum bisa dibuat pedoman pemrograman. Alasan inilah, BPMN digunakan oleh analisis bisnis dengan tujuan bukan untuk implementasi tapi lebih ke arah penyajian kebutuhan yang akan diberikan kepada analisis IT dan software development. Umumnya, BPMN dipakai untuk menghasilkan “BPEL code” yang akan diperbaiki oleh developer sehingga dapat dibuat implementasinya.

Keyword: Pemodelan Proses Bisnis, Sistem akademik dan BPMN

Download Jurnal